Senin, 27 April 2015

Kami adalah..


Semenjak bersamanya semua kemungkinan bisa terjadi, semua yang semu bisa menjadi nyata, bukan bayang bayang lagi. Begitu pula hubungan kami mungkin awalnya terlihat tak mungkin tapi ternyata sampai sekarang menjadi mungkin dan semakin mungkin untuk dijalani.
Berawal dari Juni 2013 kami memulai cerita dan sampai 2015 tahun ini akan menjadi tahun ketiga.
Kami saling mengisi, mengisi kepercayaan masing masing, kejujuran masing masing, kekurangan masing masing eh sepertinya dibandingkan dia dia yg sedikit sekali memiliki kekurangan dibanding saya. Saya yang paling sering diemong, dinasihati, diarahkan dan dia yang paling sering memahami saya ditimbang saya. Saya mah udah fine sekali dengan sifatnya, tingkah lakunya, cara dia memperlakukan saya, menyayangi saya. Bagi saya dia itu laki laki yang membuat nyaman sampai sekarang. Walau, kami sedang menjalani hubungan yang jarak jauh.
Bandung-malang menjadi kerikil kami, Setahun 2 kali saya baru bisa ketemu, menunggu libur UAS doang hikssss lah.
Sekarang kami menjadi pasangan LDR yang rela rela harus menatap kaca gadget setiap waktu, yang rela rela harus mencemaskan kalo  tak ada kabar, hahaha kedengarannya alay haha tapi ya begitulah mengalir saja, dan aku sangat menikmatinya sampai saat ini. Bahkan dengan hubungan yang jarak jauh seperti ini membuat saya sendiri menjadi lebih dewasa, mensyukuri apa yang ada, dan menjadi orang yang harus bisa dipercaya.
Tiap hari kami berkirim pesan lewat bbm dan wa saja jarang sekali kami telfon telfonan haha skype pun yang udah booming dari dulu baru kali ini kami lakukan dan itu pun sangat jaraang hhaha kami ga seperti pasangan ldr yang sering telfonan setiap saat kami lebih sering chat dan itu pun chatnya kayak sama temen, sahabat atau kakak. Saya sering menceritakan tentang bagaimana jika menghadapi orang yang seperti A,B,C sampai Z dan dia selalu bisa menjawab. Saya juga sering curhat kedia masalah teman, keuangan, mau beli tas suruh milihin pun pernah haha He is like bestfriend ever and after.
Kami give and give bukan take and give, jadi kami saling mengejar bukan hanya salah satunya saja yang mengejar, kami sadar kami bukan anak sekolahan lagi yang bertele tele. Kami selalu menyampai kan pikiran dengan apa adanya jika ada yang tersinggung itupun wajar dan akan reda dengan cepat. Saya suka dia ketika dia bermain futsal dan mendaki, saya tak pernah ngambek kalo ditinggal berhari hari ketika saya ditinggal mendaki, saya sangat iri dengan teman temannya yang bisa mendaki bersamanya, berkat dia masa muda bukan melulu hanya kuliah, nugas, hangout, ngemall, hunting cafe, No!! Kini saya menyadari bahwa saya harus keluar dari zona nyaman, saya harus bisa membawa carrier , mengikat tali sepatu erat erat dan mendaki suatu gunung yang panoramanya tak ternilai harganya. Itu yang saya impikan mendaki bersamanya dan kami saling membatu menuju puncaknya,
Jika memang kami diijinkan Tuhan untuk berbagi hidup dikemudian hari kelak, inginku setiap pagi menyiapkan sarapan pagi, roti bakar, kopi hitam dan aku teh hangat lalu nasi goreng dengan irisan udang kesukaanmu lalu kami sarapan bersama dan saling menatap lalu bercengkrama seperti halnya sahabat tapi hati kami lebih.
Terima Kasih sudah setia, terima kasih sudah merubah saya menjadi lebih baik,